ParenThink: Rute Pengasuhan-Pendidikan Anak
rute
pengasuhan-pendidikan toge
[dikutip
dari buku “Saatnya Melatih Anakku Berpikir”]
0-2 tahun -- membangun rutinitas.
1-3
tahun -- membangun keterampilan memilih (enak-vs-ga-enak, enak-vs-enak, ga-enak-vs-ga-enak).
2-4
tahun -- membangun keterampilan menawar (sebagai pembeli).
3-5
tahun -- membangun keterampilan menawar (sebagai penjual).
4-6
tahun -- membangun keterampilan berdagang (win-win transaction).
5-7
tahun -- membangun keterampilan memperjuangkan keinginan (sanggup (mau+mampu) melakukan apa yg perlu dilakukan untuk dapet apa yang diinginkan).
6-8
tahun -- membangun keterampilan menghadapi resiko (mengalami akibat; masih didukung penuh).
7-9
tahun -- membangun keterampilan menghadapi resiko (mencoba solusi; berupa alternatif solusi).
8-10
tahun -- membangun keterampilan menghadapi resiko (membangun solusi; evaluasi thd alternatif solusi yg dibuatnya).
9-11
tahun -- membangun keterampilan menghadapi resiko (memeriksa solusi; berupa pendampingan untuk menindaklanjuti solusi yang dipilihnya).
10-12
tahun -- membangun keterampilan menentukan pilihan perilaku (mengatur strategi) secara mandiri, berdasarkan pertimbangan resiko.
11-13
tahun -- proses pengasuhan sewajarnya sudah tuntas sehingga proses pendampingan bisa dimulai.
keterangan:
apa yang sudah dibangun, bukan berarti lalu berhenti dan ditinggalkan setelah batas usianya terlewati ya.
apa yang sudah dibangun, bukan berarti lalu berhenti dan ditinggalkan setelah batas usianya terlewati ya.
contoh:
soal rutinitas, walau proses pembangunannya ada di usia 0-2 tahun, tetapi si anak tetap perlu terus diingatkan & dikuatkan spy kebiasaan akan rutinitas itu menjadi sesuatu yang melekat dalam pribadinya, hingga akhirnya dia menjadi tidak nyaman ketika rutinitasnya terganggu. Hal ini penting karena kebiasaan punya rutinitas itu akan jadi bekal pembentukan sikap tuntas dan bertanggungjawab.
---
kalau mengacu pada ajarannya Ki Hajar Dewantara, paparan di atas akan bisa dipahami sbb:
kalau mengacu pada ajarannya Ki Hajar Dewantara, paparan di atas akan bisa dipahami sbb:
0-5/6
tahun -- ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan).
5/6-11/12
tahun -- ing madyo mangun karso (di tengah menemani proses berkarya).
> 11/12
tahun -- tut wuri handayani (di belakang menjadi acuan/ pedoman/referensi).
MEMBANGUN
RUTINITAS
1. memahani pola kerja alami tubuh
anak
�� karena organ tubuh butuh struktur kerja
�� berlangsung dikisaran usia 0-3(4) bulan
�� jadi landasan untuk belajar tanggung jawab
2. bisa diselaraskan bila ortu
terganggu pola kerja alami tubuh anak diubah agar bisa sesuai dengan pola
keseharian ortu
SANGGUP
KECEWA
1. bukan supaya menjadi tidak
kecewa
�� karena kecwa itu bagian dari perasaan
�� energi Cuma bisa dipindah atau diubah ujud
�� kantong emosi sebagai halte, bukan gudang
2. dibangun lewat pengalaman
kecewa
�� dilatih dengan teknik memilih (enak-vs-tidak
enak)
SANGGUP
BERSEPAKAT
1. mengakomodasi masa transisi
pertama
�� masa bayi sudah lewat, masa kanak-kanak belum
datang
�� secara alami akan mulai menuntut otonomi
�� dihambat jadi musuh, dilepas jadi penjajah
2. dibangun lewat aktivitas
berdagang
SANGGUP
BERJUANG
1. bersedia melakukan hal yang
tidak enak
�� ini batas wilayah “anak-anak” dengan “orang
dewasa”
�� stop rumus “enak”, ganti dengan rumus “perlu”
�� siap
belajar untuk jadi bisa, tidak hanya jadi terbiasa
2. membutuhkan teman bukan oposan
SANGGUP
MEMBUAT KEPUTUSAN
1. belajar berdaulat atas diri dan
hidupnya
�� mengalami akibat atas pilihan yang dibuatnya
�� memahani alternatif solusi dan mencobanya
�� membangun kelayakan solusi sesuai dengan situasi
2. membutuhkan konsultan, bukan
tuhan
MENJADI MANUSIA DEWASA
1. hidup mandiri secara
bertanggungjawab
�� memaknai fakta sebagai berkah, bukan sebagai
musibah
�� menghadapi fakta sebagai sarana belajar hidup
�� menjalani hidup selaras dengan hukum semesta
2. menunaikan tanggung jawab
hidupnya