Risiko Pemberian Susu Formula
Kenapa sih kok nggak boleh minum susu
formula? Sebenarnya minum susu formula juga ada risiko lho…
( 1)
Penyakit dan Infeksi
- . Bayi yang tidak mendapatkan ASI sama sekali, memiliki resiko 2,4 kali lebih besar untuk meninggal akibat penyakit infeksi saluran pernafasan
- . Bayi yang mendapatkan susu formula tanpa indikasi medis akan mendapatkan resiko lebih tinggi untuk penyakit kanker pada anak, seperti leukimia, kanker getah bening, dll
- . Bayi yang mendapatkan susu formula (tanpa indikasi medis) mempunyai tekanan darah lebih tinggi sehingga menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung
- . Bayi yang tidak mendapatkan ASI sama sekali, memiliki resiko 14,2 kali lebih besar untuk meninggal akibat penyakit diare
- . Anak yang menyusui lebih kecil kemungkinan menderita karies gigi, bentuk rahang yang kurang baik atau memakai kawat gigi
- . Susu formula dapat mengakibatkan stimulasi yang kurang tepat terhadap sistem imun tubuh bayi
- . Susu formula dapat mengakibatkan respon yang kurang baik terhadap pemberian jenis-jenis vaksin/imunisasi tertentu
( 2)
Kesehatan Mental
Menurut penelitian, menyusui mengurangi
resiko gangguan mental pada anak: (1) menarik diri (withdrawn), (2)
cemas/depresi (anxious/depressed), (3) keluhan somatik (somatic
complaints), (4) masalah sosial (social problems), (5) masalah
perhatian (attention problems), (6) masalah dalam berpikir (thought
problems), (7) sifat nakal (delinquent behavior) dan (8) sifat
agresif (aggressive behavior)
Penelitian membuktikan bahwa tingkat
mangan yang tinggi, terutama pada formula soya, sangat menghambat kerja
dopamine yang berfungsi mengatur kestabilan emosi manusia.
( 3)
Kontaminasi
antara tahun 1982-2010 di Amerika Serikat sekitar 22 produk formula pernah ditarik dari
peredaran, karena terkontaminasi oleh:
a.
butiran kaca
b.
mikro-organisme lainnya
c.
lapisan dalam kaleng
yang mengelupas
d.
bakteri salmonella
e.
bakteri e. sakazakii
f.
butiran metal
g.
PVC
h.
potongan tubuh serangga
i.
melamin
j.
proses produksi tidak
higienis
Di dalam susu formula juga mengandung
zat-zat yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatan, antara lain:
a. Aluminium (dalam susu
formula soya) memiliki risiko yaitu mengganggu proses metabolisme sel-sel tubuh;
b. Silikon (belum
diketahui efek terhadap bayi dan balita);
c. Cadmium (dapat menyebabkan
kerusakan ginjal dalam dosis yang besar)
d. Jagung dan kedelai yang telah
direkayasa secara genetik/genetically engineered. Kandungan
zat ini dapat memperkenalkan jenis-jenis baru toxin serta faktor-faktor pemicu alergi
pada tubuh bayi, serta meningkatkan resistensi terhadap antibiotika;
e. MSG dan aspartic acid
(paling banyak terdapat dalam formula jenis hypo-allergenic);
f. Phytoestrogen (dalam soy formula –
antara lain dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon steroid dalam tubuh)
g. Bisphenol-A (untuk melapisi kaleng
susu)
( 4)
Risiko Pencemaran Air
a. Untuk membuat susu formula, harus
menggunakan air bersih yang direbus dengan
temperatur 70’C supaya bakteri e. sakazakii dan salmonella mati,
bagaimana dengan probiotik yang (katanya) terkandung dalam susu formula?
b. Perlu air
bersih untuk merebus dan mensterilkan botol & dot, sedangkan 40% penduduk Indonesia tidak punya akses ke air bersih
c. Kemungkinan pencemaran oleh: timbal, nitrat, bakteri,
atrazine
( 5)
Risiko Tata Cara Pemberian
a. Takaran susu formula yang tidak tepat
juga berisiko bagi bayi. Takaran yang terlalu banyak akan menyebabkan
konstipasi dan dehidrasi, sedangkan takaran terlalu sedikit menyebabkan tidak
ada nutrisinya karena lebih banyak airnya.
b. Pembuatan susu formula harus
menggunakan air matang yang direbus mendidih, sehingga ada risiko bila air yang
digunakan untuk mencampur adalah air tercemar
dan/atau tidak direbus karena ada bakteri yang bisa menyebabkan bayi sakit
c. Risiko penyimpanan susu formula tidak
benar akan
menyebabkan rentan pencemaran sehingga bayi akan sakit
d. Pembuatan susu formula hanya untuk sekali minum, apabila tidak habis tidak boleh disimpan
( 6)
Risiko Botol dan Dot
a. Bisphenol A yaitu bahan plastik
yang menyebabkan gangguan sistem endokrin/hormon
b. Plastik untuk pangan yaitu
plastik 4 (LDPE) atau 5 (PP)
c. Dot silikon >> jangan lateks
d. Harus disterilkan sebelum digunakan
e. Penggunaan dot berisiko bingung puting (kondisi dimana bayi menolak menyusu langsung pada
payudara ibu), penurunan produksi ASI dan
penyapihan dini
f. Risiko infeksi (radang telinga, jamur, sariawan, diare dan
infeksi saluran nafas) akibat sulitnya membersihkan/mensterilkan dot
g. Gangguan pertumbuhan rongga mulut, rahang dan gigi geligi
(maloklusi)
h. Risiko aspirasi
i. Menyusui menstimulasi
seluruh otot kepala, wajah dan rahang.
j. Penggunaan dot kurang
menstimulasi otot-otot kepala, wajah dan rahangsehingga berisiko untuk meningkatkan kelainan dan hambatan kemampuan wicara
( 7)
Risiko Keuangan
a. Biaya formula 1 dus (ukuran kecil): Rp.
28.200,- s/d Rp. 137.750,-
b. Biaya formula per bulan min: Rp. 394.000- s/d Rp. 1.490.700,-
c. Biaya formula selama 2 tahun mencapai Rp. 34.073.600,-
Contoh: Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia Rp.3.042.000,-/bulan mengkonsumsi formula dengan segmen kelas menengah, total biaya Rp. 801.500,-/bulan = 26,35% penghasilan (per anak)
Contoh: Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia Rp.3.042.000,-/bulan mengkonsumsi formula dengan segmen kelas menengah, total biaya Rp. 801.500,-/bulan = 26,35% penghasilan (per anak)
Nah masih mau kasih susu formula untuk anak? Apalagi kalau anak kita sehat, sayang banget kaan...